The Trip
- Vania Larasati
- Mar 18, 2020
- 1 min read
Updated: Mar 23, 2020
Lahir dari keinginan besar terbang ke Yunani dan kecintaan dalam untuk tanah tempat tinggal.

Sahabatku, sekarang kita berada di dua tempat yang berbeda
Aku di Yunani, kamu... Bisa saja di puncak gunung, diantara semak, di tengah hutan, atau di ujung tebing. Yang Kutau, kamu tak begitu suka kegiatan air.
Sahabatku, mungkin jarum arlojiku mengejar punyamu, atau punyamu yang berlari mengejar punyaku.
Sahabatku, disini aku diperbudak oleh terik matahari, sedangkan mungkin kamu memiliki tahta diantara bintang dan bulan disana.
Sahabatku, aku membayangkan kita berada di sebuah kedai, aku dengan kopiku dan kamu dengan apa saja yang ingin kamu pesan di menu, aku tak pernah tau, tak pernah menduga.
Karena itu aku menyayangimu, kecintaanmu mencoba hal baru, sedang aku bersikuku pada yang dulu.
Sahabatku, kamu dimana esok hari? Aku masih belum siap meninggalkan Yunani.
Tapi sahabatku, percayalah ketika kau memutuskan untuk pulang, aku pun sama.
Kamu kembali ke mamamu, aku kembali ke mamaku.
Kamu dengan kakak dan adikmu, aku dengan adik-adikku.
Kamu dengan papamu, aku masih menunggu untuk itu.
Sahabatku, mampukah merpati terbang melintasi dunia atau cukuplah angin membawa pesan membelah samudra? Haruskah kuutus Zeus menyambar pesan langsung kepadamu?
Sahabatku, lagaknya tanah kelahiranmu merindukanmu, sama seperti tanah yang ditakdirkan menjadi kulitku.
Sahabatku, datanglah dan tanami aku. Dengan sekuntum haru yang menyiksamu.
Sahabatku, rawat dan siramilah aku.
Dengan air matamu yang menyapu hangat desir debuku.
Comments