Powers!
- Vania Larasati
- Apr 25, 2023
- 2 min read
Updated: May 1, 2024
"Terik tak pernah datang begitu ganas sebelumnya;
pada musim-musim yang ku kenal dan bersahabat dengannya.
Adakah ini hanya ku rasa atau seluruh yang bernyawa?
Sebab cuaca atau lainnya apalah daya.
Yang datang biarlah datang, yang pergi semoga terganti;
layaknya mekar bunga yang tak teramati."

Apa yang dikatakan mereka soal senja ada benarnya;
perpaduan indah akan yang bersambut dan yang berpisah.
Dimana lagi kamu akan menemukan dua keajaiban hayati bertemu pada lintang paling sempurna;
surya dan samudera pada garis yang sama.
Ada yang menatapnya keheranan, dengan rokok serta bara yang sudah menyentuh puntungnya.
Waktu dihabisi pikirannya; barangkali ia memikirkan seorang gadis atau ibunya.
"Apa yang membuat gadisku berpaling sebegitunya hingga setiap sudut tak lagi mampu menerima tatapannya?"
Barangkali itu rokok di tangannya.
"Kemana lagi cahaya itu dibelokkan? Ke lelaki lain atau gadisku hanya sungkan?"
Barangkali gadis itu hanya enggan.
Sedang aku tidak merokok, aku tidak mensyaratkan.
Apa yang mereka kisahkan soal lembayung betul rumornya;
keajaiban yang memancarkan semua warna.
Dimana lagi kamu menjumpai pagi dan petang di bawah payung yang serupa;
Pesta pora semua rona; laskar pelangi yang semarak.
Ada yang mewarnainya dengan kepasrahan, mengernyitkan dahi, dan memohon pengajuan.
Tak terasa tangannya penuh dengan air mata dan doa; mereka menengadah.
"Tak hanya itu, tanganku penuh dengan usaha dan kebaikan, maka apalagi yang gadisku tetapkan?"
Barangkali satu tangan untuk menggandengnya.
"Apakah imanku belum cukup? Apakah yang gadisku cari pada seorang hamba?"
Barangkali gadis itu mencari Tuhan.
Sedang tanganku kosong, hatiku siap diyakinkan.
Di antara dua senja itu aku beristirahat;
yang satu mengistirahatkanku akan pekerjaanku,
yang satu mengistirahatkanku dalam memikirkanmu.
Dan pada suatu waktu di senja kala, Tuhan membuatku berdiri di tengah pintu;
untuk mengistirahatkanku dari menyertaimu,
dan pada saat ini, seperti kata legenda, di sinilah seorang yang biasa merasa digdaya.
Maka dengan kisah ini, digdaya terletak di ambang ruang, di sebuah senja.
Atau sebenarnya jika kamu ingin tahu,
maka digdaya terletak pada pilihanku;
meninggalkanmu pada lelapnya mentari atau melepasmu pada tidur terpanjangku.
Comments