top of page
Search

Mel-O

  • Writer: Vania Larasati
    Vania Larasati
  • May 28, 2022
  • 2 min read

Updated: May 1, 2024

I look for an angel, I found the whole heaven.


Akhir-akhir ini enjoy banget kalo lagi sendiri, mungkin karena energiku sudah direcharge sama some of my wishlist that I seized.


Sebetulnya beberapa bulan belakangan, pikiran dan raga mulai digelendoti loneliness atau rasa kesepian. Kalau ditanya 'nggak punya temen lo?' ya tentu ada. Tapi masalahnya i have trust issue, bro. Aku belum bisa sepenuhnya percaya sama seseorang sedekat apapun itu, keluarga, kerabat, sahabat, gak beda. I often find me questioning my self-worth. "Does she really cares? Am I loved by someone? Oh you'll leave me anyway." Banyak waktu kuhabiskan hanya untuk membuat orang terdekat merasa bahwa mereka cukup, mereka dicintai, dipedulikan, dan diperjuangkan. Sedangkan ketika aku mendapatkan kebaikan dari orang, aku belum bisa merasakan bahwa mereka benar-benar tulus, dan itu cukup berat, tapi nggak apa. Aku tidak berharap apa yang ku lakukan untuk orang lain kembali padaku, justru di situ aku belajar untuk melepas apa-apa yang aku punya, bisa material, bisa perasaan baik. Everything is temporary I believe. I'm a go big or go home person, zero or hero, 0 or 10, so when I give, I give it all, left myself with nothing. Ending up, feeling empty and alone.


Momen seperti itu seringkali bikin aku sadar bahwa ada hal-hal dalam hidup yang teramat sangat tidak boleh dilewatkan. Jadi, ketika aku udah pegang kendali lagi atas hidup dan keputusanku, I do what I need to do, live. Toh, kesepian itu akan mampir lagi dan nggak sekali dua-kali, bahkan mungkin nggak sesingkat 'mampir'.


Tapi untungnya kepalaku selalu mengarahkan kalau "aku punya Tuhan", ya dengan segala dosa dan sampah dalam diriku, aku tetap berharap sama Tuhan. Dibilang nggak tau diri dan sok alim, sebenarnya iya, tapi hey! who cares?! you? Selain pikiran di atas, aku juga selalu terbayang-bayang "kamu hidup sendiri, kamu mati sendiri." Menyedihkan sebetulnya kalau dibaca-baca lagi, tapi memang begitu. Jadi dari mindset itu, aku selalu memutar otak di setiap skenario "oke, apa nih yang bisa aku lakuin?" Sisanya... balik lagi ke pikiranku yang pertama.


Nah, poin dari tulisan ini adalah bentuk bangga aku atas diriku akhirnya bisa merasakan sesuatu lagi. Karena keputusan-keputusan yang aku ambil, tentu melibatkan teman, keluarga, kerabat, dan hal lain. Terima kasih semesta.


Sekarang aku dalam fase ingin menikmati 'rasa' ini lama-lama, semoga ia berusia panjang. Caranya gimana? Sesederhana mendengarkan lagu yang pas. Wah, rasanya berapi-api. Tangan rasanya gemetar kalau tidak menunjuk angkasa. Pesta pora yang hanya bisa dirasakan penghuni tubuhku.

 
 
 

Recent Posts

See All
Take me back when...

Im exhausted, oh i wish i were exaggerating. People say time will heals, but what if it doesn't? Because everyday is more and more...

 
 
 
drowning tides.

Di matamu aku bergerak, terombang ambing bersama gugusan cerah lainnya. Tetap pikiranku tertuju pada jelmaan gelap di perjalananku....

 
 
 

Commentaires


© 2020 oleh HERVANIA SALMA LARASATI. 

  • Twitter
  • Instagram
bottom of page