Dang! All I ever...
- Vania Larasati
- May 11, 2020
- 1 min read
Updated: May 13, 2020
Kamu mulai bernyanyi dan semesta kembali bahagia. Seperti mekar bunga di musim semi; senandungmu tak akan punah diserang angin. Kamu adalah sisi terbaik gelap dan terang. Dan aku akan mengutuk siapapun yang membuatnya pudar. Alam ini begitu mulia ketika mendengar kabar kedatanganmu. Banyak pagi telah ku pandangi; dengan hayati aku menikmati. Bersama, kami menyanjung warna keemasan yang perlahan memuncak; Seperti kedua bola matamu, hanya saja ini satu. Ada yang berpelukan; wajah biru berbinar dan padang hijau kulit bumi. Lembaran yang tak terbatas jumlahnya telah bertambah kembali; Mengiringi kilaumu yang tak pernah mati. Dan awan yang menyembunyikan wajahmu; mencuri yang tak terlihat dari atas dengan aib. Meski begitu, cahaya surga telah menembusnya dan jatuh padamu. Serta helai rambutmu adalah jembatan sukacita. Dan baginya neraka; harapan yang hitam dan putih. Hanya membuat jiwanya semakin membara. Puing dindingnya menjadi abu, apinya semakin nyala. Dan apa yang membuatnya ternoda; kebutaan kasih dan kegilaan cinta. Menjadikan milikku menjadi milik raya; padahal sebelumnya, kamu merdeka.
Comments